blog ini merupakan blog yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan, keilmuan dan juga dunia penelitian.

Laman

Friday 19 May 2017

laporan hasil observasi sekolah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mulai diberikan disekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat PPKn telah terbukti sangat bermanfaat bagi pembentukan moral maupun karakter dalam kehidupan sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa PPKn bagi sebagian besar peserta didik merupakan pelajaran yang sangat sulit dan terkesan membosankan sehingga seringkali kita menemui pesera didik yang tidak menyenangi pelajaran PPKn. Sebagai guru tentunya bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika peserta didik tidak menyenangi PPKn, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebu.
Guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam artian lain, mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi. Gambaran aktifitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu, mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and fasilitator of learning.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dibuat suatu strategi mengajar sebagai suatu usaha dari guru dalam melaaksanakan proses belajar mengajar agar sehingga dapat mempengaruhi para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran lebih efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentng kemungkinan strategi belajar mengajar yang diterapkan sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan . Khususnya dalam mata pelajaran PPKn yang dikenal memiliki tingkat kebosanan belajar yang tinggi bagi siswa, maka sudah seharusnya guru bisa mengubah pandangan tersebut dengan memberikan pengajaran yang membuat siswa bisa aktif belajar dengan strategi tertentu.
Strategi Belajar Mengajar PPKn adalah suatu mata kuliah yang diajarkan kepada para calon guru. Untuk lebih memahami strategi dalam mengajar PPKn ini, dari kondisi dan keadaan yang demikian lah maka penulis mengadakan observasi langsung ke sekolah. Dengan mengadakan observasi ini, penulis bisa melihat bagaimana guru mengajar dan apa strategi yang digunakan serta kendala-kendala yang dihadapi oleh guru didalam kelas.
Adapun observasi ini diadakan di SMAN 8 Kota Jambi, dan  guna untuk mengetahui pembelajaran yang di adakan di sekolah tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam laporan observasi ini adalah :
1.    Bagaimana pelaksaanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru PPKn di sekolah dan kesesuaiannya dengan RPP.
2.    Bagaimana cara pengelolaan kelas yang dilakukan guru PPKn dalam Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung secara efektif.

1.3   Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi ini antara lain sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui proses pembelajaran PPKn secara langsung di kelas.
2.    Untuk mengetahui metode, model dan strategi pembelajaran yang efektif  untuk digunakan dalam proses pembelajaran PPKn.
3.    Untuk mengetahui masalah atau kendala yang muncul dalam pembelajaran PPKn.
4.    Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah strategi pembelajaran PP
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1    Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Contoh pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
a.    Pembelajaran Berbasis masalah
pendekatan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik tolak (starting point) pembelajaran. Masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah masalah yang memenuhi konteks dunia nyata (real world), yang akrab dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Melalui masalah-masalah kontekstual ini para siswa menemukan kembali pengetahuan konsep-konsep dan ide-ide yang esensial dari materi pelajaran dan membangunnya ke dalam stuktur kognitif.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah juga mengacu pada pendekatan pembelajaran yang lain seperti yang diungkapkan oleh diungkapkan oleh Trianto (2007 : 68) “ Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah mengacu pada Pembelajaran Proyek (Project Based Learning), Pendidikan Berdasarkan Pengalaman (Experience Based Education),  Belajar Autentik (Autentic Learning), Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction)”.
b.   Pendekatan Ilmiah (scientific)
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
c.    Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning / CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
d.   Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning).
Pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.

2.2    Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
a.    Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyakinkan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur.
b.   Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (killen, 1998).
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok (diskusi kelas). Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang.
c.    Metode Tanya Jawab
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah:
·       Metode tanya jawab, dan 
·       Metode diskusi.
Perbedaan pokok diantara metode tanya jawab dengan metode diskusi terletak pada :
·       Corak pertanyaan yang diajukan guru.
·       Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. 
Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan aktual.
Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya jawab digunakan dengan maksud :
·       Melanjutkan ( meninjau ) pelajaran yang lalu.
·       Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa.
·       Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.

2.3  Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
a.    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
b.   Model Inquiry Learning
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
c.    Model Discovery Learning
Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
d.   Problem Based Learning
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan


BAB 3
PELAKSANAAN OBSERVASI

3.1  Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Observasi
Obsevasi dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Jambi, kelas yang diobservasi adalah kelas X IIS 2 , dengan jumlah  36 siswa. Sekolah yang beralamatkan Jl. Marsda Surya Dharma, Kenali Asam Bawah, Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129
Observasi dilaksanakan pada Rabu, , pada jam pelajaran ke   5-6, yakni pada pukul 10:30-12:00 WIB. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2x45 menit.

3.2    Hasil Pengamatan
Dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 8 Kota Jambi , pada dasarnya sekolah telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X, namun karena tenaga pendidik asli dimata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) hanya berjumlah satu orang, maka pihak sekolah mengambil inisiatif untuk mempekerjakan guru mata pelajaran lain yaitu  guru Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (porkes) dan guru Pendidikan Agama Hindu untuk membantu mengajar dimata pelajaran PPKn. Guru asli PPKn mengajar di kelas XII, sementara guru pembantu mengajar dikelas X dn XI. Namun karena guru pembantu tidak melaksanakan tugasnya secara evektif, maka setelah siswa kelas XII selesai melaksanakan Ujian Nasional (UN), maka guru asli PPKn kembali mengambil alih siswa kelas X dan XI
Karena telah tertinggal materi sangat jauh, maka pada saat guru mengajar di Kelas X IIS 2 guru tidak lagi menggunakan strategi pembelajaran sesuai yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melainkan menggunakan metode lain diluar RPP dengan harapan dapat mengejar materi yang sudah tertinggal.
Adapu jalannya pemelajara PPKn di kelas X IIS 2 adalah sebagai berikut:
a)    Kegiatan Awal (15 Menit)
·       Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan kemudian duduk di tempatnya dan ketua kelas memberi aba-aba kepada semua siswa untuk membaca doa dan mengucapkan salam kepada guru, kemudian guru mulai mengabsen peserta didik.
b)   Kegiatan Inti (40 Menit)
·       Guru menjelaskan materi pelajaran
Guru menjelaskan materi-materi yang harus di bahas pada semester ini, dan guru menyampaikan bahwa materi yang belum dibahas harus secepatnya di selesaikan karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas.
·       Guru membentuk kelompok dan memberikan soal latihan kepada semua kelompok
Guru membentuk 7 kelompok kerja yang terdiri antara 5 - 6 orang siswa. Siswa ditugasi mengerjakan soal latihan kelompok yang telah disiapkan guru berupa soal pilihan ganda dengan intruksi pilih jawaban yang tepat di antara options tersebut berikan alasan dan argumen kenapa itu jawabannya sesuai dengan pertanyaan yang diminta, untuk pilihan yang lain yang bukan jawabannya tetap harus dikemukakan juga mengapa itu bukan jawabannya. Siswa memilih nomor soal secara acak dan setiap kelompok mendapatkan 4 soal. Dalam pelaksanaan kerja kelompok siswa saling bertukar pikiran, mengajukan pendapat, sehingga terjadi diskusi intern dalam kelompok siswa. Sebelum jam kegiatan belajar mengajar selesai, guru memberi intruksi untuk melanjutkan pengerjaan soal dirumah secara mandiri dan individu, dan minggu depannya peserta mempresentasikan tugas tersebut secara individu.

·         Guru membimbing jalannya diskusi
Guru membimbing jalannya diskusi antar siswa dan sekaligus menjadi fasilitator bagi siswa. Guru membimbing siswa menemukan sumber jawaban sesuai yang dibutuhkan.
  
c)      Kegiatan Akhir (15 Menit)
·         Menutup proses pembelajaran
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa ujian kenaikan kelas tinggal sebentar lagi dan semua materi harus diselesaikan sebelum ujian berlangsung, dan guru juga mengingatkan kepada semua peserta didik bahwa setiap KD harus terpenuhi dengan semua guru mata pelajaran, jangan ada yang kosong. Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1    Pelaksaaan Strategi Pembelajaran PPKn di SMA Negeri 8 Kota Jambi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer saat proses pembelajaran PPKn berlangsung dan wawancara dengan guru, yaitu ibuk B. Ery Crisnine. S.Pd, diperoleh informasi bahwa sebenarnya SMA Negeri 8 Kota Jambi sebenarnya kekurangan tenaga pengajar, khususnya di mata pelajaran PPKn. Diketahui bahwasanya jumlah guru yang memang memiliki riwayat pendidikan PPKn di sekolah itu hanya satu orang saja, sehingga untuk mencukupi dan terlaksananya pelajaran PPPn di sekolah itu maka pihak sekolah mengambil inisiatif untuk mempekerjakan guru mata pelajaran lain untuk mengajar mata pelajaran PPKn. Guru asli PPKn mengajar di kelas XII, sementara guru pembantu mengajar di kelas X dan kelas XI.
Karena kinerja dari guru pembantu tidak maksimal, maka setelah sisiwa kelas XII selesai melaksanakan Ujian Nasional (UN), maka guru asli PPKn kembali mengambil alih mata pelajaran PPKn di kelas X dan kelas XI.
Pada saat tim observer melakukan pengamatan di kelas X IIS 2, dapat diketahui bahwasanya kelas tersebut telah tertinggal materi pelajaran sangat jauh, dan ibu Ery juga mengatakan bahwa kondisi ini juga dialami oleh kelas X dan kelas XI yang lainnya. Untuk mengejar ketertinggalan materi tersebut ibu Ery membuat sistem pembelajaran lain yang sebelumnya belum pernah beliau rencanakan di dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam pembelajaran tersebut beliau menggunakan pembelajaran kooperatif  atau pembelajaran kelompok. Beliau juga mengatakan setidaknya cara ini akan jauh lebih efektif untuk mengejar ketertinggalan materi dari pada harus mengikuti alur sesuai yang ada di RPP.




BAB 5
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktifitas siswa dalam belajar. Untuk itu, Guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar.
Pada dasarnya semua strategi dan taktik-taktik mengajar guru sudah direncanakan terlebih dahulu di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuatnya. Sehingga ketika berhadapan dengan siswa guru tinggal menjalankan langkah-langkah sesuai yang tertera di dalam RPP. Namun dengan berjalannya waktu terkadang keadaan membuat para guru tidak bisa menjalankan rencana pembelajaran yang sudah terencana dengan baik di dalam RPP, kondisi seperti ini menuntut guru untuk inovatif dalam mencari solusi sehingga pembelajaran tetap terlaksana meski tidak sesui dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

5.2  Saran
Seiring dengan berjalannya waktu terkadang keadaan membuat para guru tidak bisa menjalankan rencana pembelajaran yang sudah terencana dengan baik di dalam RPP. untuk itu, dalam proses penyusunan RPP guru tidak hanya menyusun rencana pokok saja tetapi juga harus memikirkan rencana cadangan, hal ini bertujuan apabila dalam pelaksanaannya terjadi hambatan pada rencana pokok guru tetap bisa menjalankan pembelajaran dengan baik dengan menggunakan rencana cadangan tersebut.

DAFRAT PUSTAKA

anonim.2014. Pendekatan Saintifik Dan Model Pembelajaran Kurikulum 2013. (online). Diakses melalui http://www.matematrick.com/2014/11/pendekatan-saintifik-dan-model.html. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)

anonim.2017. Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran. (online). Diakse melalui http://pensa-sb.info/macam-%E2%80%93-macam-pendekatan-pembelajaran/. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)

Anonim. Macam-Macam Metode Pembelajaran. (online). Diakses melalui. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/. (diakses pada Senin, 8 Mei 2017)

Parmuji.2014. Model dan Metode Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013. (online). Diakses melalui http://www.kompasiana.com/parmuji.com/model-dan-metode-pembelajaran-menurut-kurikulum-2013_54f3fd967455139f2b6c84c0. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)
Turmuzi.ahmad.2013. Metode Mengajar Kurikulum 2013. (online). Diakses melalui http://www.kompasiana.com/turmuzi.ahmad/32-metode-mengajar-kurikulum-2013_552e4f176ea834e5418b45ab32. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)

Wikipedia. Model Pembelajaran. (online). Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Model_pembelajaran. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)

0 comments:

Post a Comment