BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Materi
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mulai diberikan
disekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat PPKn telah terbukti
sangat bermanfaat bagi pembentukan moral maupun karakter dalam kehidupan
sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa PPKn bagi sebagian besar peserta didik
merupakan pelajaran yang sangat sulit dan terkesan membosankan sehingga
seringkali kita menemui pesera didik yang tidak menyenangi pelajaran PPKn. Sebagai
guru tentunya bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak
terjadi. Jika peserta didik tidak menyenangi PPKn, mungkin salah satu
penyebabnya adalah guru membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan
satu cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebu.
Guru
harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan
pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode
pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran,
seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi
pembelajaran yang tepat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan
tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat
bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni
(2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah
orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang
menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas
norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan
untuk pengembangan aktifitas siswa dalam
belajar.
Dalam
artian lain, mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta
mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku
maupun pertumbuhan sebagai pribadi. Gambaran aktifitas itu tercermin dari
adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang
memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu, mengajar tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan
suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini
guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai
director and fasilitator of learning.
Untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dibuat suatu strategi mengajar
sebagai suatu usaha dari guru dalam melaaksanakan proses belajar mengajar
agar sehingga dapat mempengaruhi para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran
lebih efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru
memerlukan wawasan yang mantap tentng kemungkinan strategi belajar mengajar
yang diterapkan sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan . Khususnya dalam mata
pelajaran PPKn yang dikenal memiliki tingkat
kebosanan belajar yang tinggi bagi siswa, maka sudah seharusnya
guru bisa mengubah pandangan tersebut dengan memberikan pengajaran yang membuat
siswa bisa aktif belajar dengan strategi tertentu.
Strategi Belajar Mengajar PPKn adalah suatu mata kuliah yang diajarkan kepada para
calon guru. Untuk lebih memahami strategi dalam mengajar PPKn ini, dari
kondisi dan keadaan yang demikian lah maka penulis mengadakan observasi langsung
ke sekolah. Dengan mengadakan observasi ini, penulis bisa melihat bagaimana
guru mengajar dan apa strategi yang digunakan serta kendala-kendala yang
dihadapi oleh guru didalam kelas.
Adapun observasi ini diadakan di SMAN 8 Kota Jambi, dan guna untuk mengetahui
pembelajaran yang di adakan di sekolah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam laporan observasi ini adalah
:
1.
Bagaimana
pelaksaanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru PPKn di
sekolah dan kesesuaiannya dengan RPP.
2.
Bagaimana
cara pengelolaan kelas yang dilakukan guru PPKn dalam Kegiatan
Belajar Mengajar berlangsung secara efektif.
1.3 Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi ini
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran PPKn secara langsung di kelas.
2. Untuk mengetahui metode, model dan strategi
pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran
PPKn.
3. Untuk mengetahui masalah atau kendala yang muncul
dalam pembelajaran PPKn.
4. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah strategi
pembelajaran PP
BAB
2
LANDASAN
TEORI
2.1 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Contoh
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran Berbasis masalah
pendekatan pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai titik tolak (starting point) pembelajaran.
Masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah masalah yang
memenuhi konteks dunia nyata (real world), yang akrab dengan kehidupan
sehari-hari para siswa. Melalui masalah-masalah kontekstual ini para siswa
menemukan kembali pengetahuan konsep-konsep dan ide-ide yang esensial dari
materi pelajaran dan membangunnya ke dalam stuktur kognitif.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah juga
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang lain seperti yang diungkapkan oleh
diungkapkan oleh Trianto (2007 : 68) “ Pendekatan pembelajaran berdasarkan
masalah mengacu pada Pembelajaran Proyek (Project Based Learning),
Pendidikan Berdasarkan Pengalaman (Experience Based Education),
Belajar Autentik (Autentic Learning), Pembelajaran Bermakna (Anchored
Instruction)”.
b.
Pendekatan Ilmiah (scientific)
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi
hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan
hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik,
mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan
serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
c.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual
(contextual teaching and learning / CTL) adalah konsep pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
d.
Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning).
Pendekatan
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah konsep pembelajaran yang
membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama
untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses
belajar satu sama lain.
2.2
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran
adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses
belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran
ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa
tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga
pendidik tersebut dengan mudah.
Beberapa
metode yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
adalah sebagai berikut.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyakinkan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru
atau instruktur.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan (killen, 1998).
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok (diskusi kelas). Diskusi
ini dinamakan juga diskusi kelas. Kedua, diskusi kelompok
kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 3-7 orang.
c. Metode Tanya Jawab
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa
berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup
pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara
pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah:
· Metode tanya jawab, dan
· Metode diskusi.
Perbedaan pokok diantara
metode tanya jawab dengan metode diskusi terletak pada :
· Corak pertanyaan yang diajukan guru.
· Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa.
Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah
mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga
bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui
metode tanya jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan aktual.
Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan
fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan
seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan
lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai
hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar
dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar
sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya jawab digunakan dengan maksud :
· Melanjutkan ( meninjau ) pelajaran yang lalu.
· Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa.
· Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
2.3 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan
sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model mengajar dapat diartikan sebagai
suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Beberapa
model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
a.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
b.
Model Inquiry Learning
Pembelajaran
inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
c. Model Discovery Learning
Model
Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place
when the student is not presented with subject matter in the final form, but
rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner
ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif
dalam belajar di kelas.
d. Problem Based Learning
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode
pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan
memperoleh pengetahuan
BAB
3
PELAKSANAAN OBSERVASI
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Observasi
Obsevasi dilaksanakan di
SMA Negeri 8 Kota Jambi, kelas yang diobservasi adalah kelas X IIS 2 ,
dengan jumlah 36 siswa. Sekolah yang beralamatkan Jl. Marsda Surya Dharma, Kenali Asam Bawah,
Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129
Observasi dilaksanakan
pada Rabu, , pada jam pelajaran ke 5-6, yakni pada
pukul 10:30-12:00 WIB. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam
pelajaran atau 2x45 menit.
3.2 Hasil Pengamatan
Dalam kegiatan
pembelajaran di SMA Negeri 8 Kota Jambi , pada dasarnya sekolah telah
menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X, namun karena tenaga pendidik asli
dimata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) hanya
berjumlah satu orang, maka pihak sekolah mengambil inisiatif untuk
mempekerjakan guru mata pelajaran lain yaitu
guru Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (porkes) dan guru Pendidikan
Agama Hindu untuk membantu mengajar dimata pelajaran PPKn. Guru asli PPKn
mengajar di kelas XII, sementara guru pembantu mengajar dikelas X dn XI. Namun
karena guru pembantu tidak melaksanakan tugasnya secara evektif, maka setelah
siswa kelas XII selesai melaksanakan Ujian Nasional (UN), maka guru asli PPKn
kembali mengambil alih siswa kelas X dan XI
Karena telah tertinggal materi sangat jauh, maka pada saat guru mengajar di
Kelas X IIS 2 guru tidak lagi menggunakan strategi pembelajaran sesuai yang ada
di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melainkan menggunakan metode lain diluar RPP dengan harapan dapat
mengejar materi yang sudah tertinggal.
Adapu jalannya pemelajara PPKn di kelas X
IIS 2 adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan
Awal (15 Menit)
· Membuka
pelajaran
Guru
memasuki ruangan kemudian duduk di tempatnya dan ketua kelas memberi aba-aba
kepada semua siswa untuk membaca doa dan mengucapkan salam kepada guru,
kemudian guru mulai mengabsen peserta didik.
b) Kegiatan
Inti (40 Menit)
· Guru
menjelaskan materi pelajaran
Guru menjelaskan materi-materi yang harus di bahas pada semester ini, dan
guru menyampaikan bahwa materi yang belum dibahas harus secepatnya di
selesaikan karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas.
· Guru
membentuk kelompok dan memberikan soal latihan kepada semua kelompok
Guru membentuk 7 kelompok kerja yang
terdiri antara 5 - 6 orang siswa. Siswa ditugasi mengerjakan soal latihan
kelompok yang telah disiapkan guru berupa soal pilihan ganda dengan intruksi
pilih jawaban yang tepat di antara options tersebut berikan alasan dan argumen
kenapa itu jawabannya sesuai dengan pertanyaan yang diminta, untuk pilihan yang
lain yang bukan jawabannya tetap harus dikemukakan juga mengapa itu bukan
jawabannya. Siswa memilih nomor soal secara acak dan setiap kelompok
mendapatkan 4 soal. Dalam pelaksanaan kerja kelompok siswa saling bertukar
pikiran, mengajukan pendapat, sehingga terjadi diskusi intern dalam kelompok
siswa. Sebelum jam kegiatan belajar mengajar selesai, guru memberi
intruksi untuk melanjutkan pengerjaan soal dirumah secara mandiri dan
individu, dan minggu depannya peserta mempresentasikan tugas tersebut secara
individu.
·
Guru membimbing jalannya diskusi
Guru membimbing jalannya diskusi antar siswa dan sekaligus menjadi
fasilitator bagi siswa. Guru membimbing siswa menemukan sumber jawaban sesuai
yang dibutuhkan.
c) Kegiatan Akhir (15
Menit)
·
Menutup proses pembelajaran
Guru
mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa ujian kenaikan kelas tinggal
sebentar lagi dan semua materi harus diselesaikan sebelum ujian berlangsung,
dan guru juga mengingatkan kepada semua peserta didik bahwa setiap KD harus
terpenuhi dengan semua guru mata pelajaran, jangan ada yang kosong. Guru
menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pelaksaaan Strategi Pembelajaran PPKn di SMA Negeri 8 Kota Jambi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer
saat proses pembelajaran PPKn berlangsung dan wawancara dengan guru, yaitu ibuk
B. Ery Crisnine. S.Pd, diperoleh informasi bahwa sebenarnya SMA Negeri 8 Kota
Jambi sebenarnya kekurangan tenaga pengajar, khususnya di mata pelajaran PPKn.
Diketahui bahwasanya jumlah guru yang memang memiliki riwayat pendidikan PPKn
di sekolah itu hanya satu orang saja, sehingga untuk mencukupi dan
terlaksananya pelajaran PPPn di sekolah itu maka pihak sekolah mengambil
inisiatif untuk mempekerjakan guru mata pelajaran lain untuk mengajar mata
pelajaran PPKn. Guru asli PPKn mengajar di kelas XII, sementara guru pembantu
mengajar di kelas X dan kelas XI.
Karena kinerja dari guru pembantu tidak maksimal, maka
setelah sisiwa kelas XII selesai melaksanakan Ujian Nasional (UN), maka guru
asli PPKn kembali mengambil alih mata pelajaran PPKn di kelas X dan kelas XI.
Pada saat tim observer melakukan pengamatan di kelas X
IIS 2, dapat diketahui bahwasanya kelas tersebut telah tertinggal materi
pelajaran sangat jauh, dan ibu Ery juga mengatakan bahwa kondisi ini juga
dialami oleh kelas X dan kelas XI yang lainnya. Untuk mengejar ketertinggalan
materi tersebut ibu Ery membuat sistem pembelajaran lain yang sebelumnya belum
pernah beliau rencanakan di dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam pembelajaran tersebut beliau menggunakan
pembelajaran kooperatif atau
pembelajaran kelompok. Beliau juga mengatakan setidaknya cara ini akan jauh
lebih efektif untuk mengejar ketertinggalan materi dari pada harus mengikuti
alur sesuai yang ada di RPP.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mengajar merupakan suatu
perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya
pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam
melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses
belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi
siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan
kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan
untuk pengembangan aktifitas siswa dalam
belajar. Untuk itu, Guru harus mampu memilih metode yang
efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara
optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih
teknik. Tidak hanya metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki
pengetahuan tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan
dalam suatu proses belajar mengajar.
Pada dasarnya semua strategi dan taktik-taktik
mengajar guru sudah direncanakan terlebih dahulu di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuatnya. Sehingga ketika berhadapan dengan siswa guru tinggal
menjalankan langkah-langkah sesuai yang tertera di dalam RPP. Namun dengan
berjalannya waktu terkadang keadaan membuat para guru tidak bisa menjalankan
rencana pembelajaran yang sudah terencana dengan baik di dalam RPP, kondisi
seperti ini menuntut guru untuk inovatif dalam mencari solusi sehingga
pembelajaran tetap terlaksana meski tidak sesui dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya.
5.2 Saran
Seiring dengan berjalannya waktu
terkadang keadaan membuat para guru tidak bisa menjalankan rencana pembelajaran
yang sudah terencana dengan baik di dalam RPP. untuk itu, dalam proses
penyusunan RPP guru tidak hanya menyusun rencana pokok saja tetapi juga harus
memikirkan rencana cadangan, hal ini bertujuan apabila dalam pelaksanaannya
terjadi hambatan pada rencana pokok guru tetap bisa menjalankan pembelajaran
dengan baik dengan menggunakan rencana cadangan tersebut.
DAFRAT PUSTAKA
anonim.2014. Pendekatan Saintifik Dan Model Pembelajaran
Kurikulum 2013. (online). Diakses
melalui http://www.matematrick.com/2014/11/pendekatan-saintifik-dan-model.html. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)
anonim.2017. Macam
– Macam Pendekatan Pembelajaran. (online). Diakse melalui http://pensa-sb.info/macam-%E2%80%93-macam-pendekatan-pembelajaran/. (diakses pada Senin,
1 Mei 2017)
Anonim. Macam-Macam Metode Pembelajaran. (online).
Diakses melalui. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/. (diakses pada Senin, 8 Mei
2017)
Parmuji.2014. Model dan Metode
Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013. (online).
Diakses melalui http://www.kompasiana.com/parmuji.com/model-dan-metode-pembelajaran-menurut-kurikulum-2013_54f3fd967455139f2b6c84c0. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)
Turmuzi.ahmad.2013. Metode Mengajar Kurikulum 2013. (online).
Diakses melalui http://www.kompasiana.com/turmuzi.ahmad/32-metode-mengajar-kurikulum-2013_552e4f176ea834e5418b45ab32. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)
Wikipedia. Model Pembelajaran.
(online). Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Model_pembelajaran. (diakses pada Senin, 1 Mei 2017)
0 comments:
Post a Comment