PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
REMAJA
A. Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan
dan perkembangan dalam kehidupan manusia merupakan dua sisi mata uang yang
menunjukkan gambaran yang berbeda, tetapi merupkan dua hal yang tak
terpisahkan, bahkan kadang dikacaukan pengertiannya. Secra umum, pertumbuhan
dan perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat progresif dan
terus menerus. Pertumbuhan berkaitan dengan
perubhan yang bersifta kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar, serta luas
yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan
merupakan perubhan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan
fungsi-fungsi fisik ynag berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu
tertentu. Hasil pertumbuhan berupa bertambahnya akuran kuantitatif dari fisik
anak seperti tinggi dan berat badan, kukuatan, ataupun proporsi sehingga secara
ringkas pertumbuhan adalah proses perubahan dan kematangan fisik yang
menyangkut perubahan ukuran atau perbandingan.
Perkembnagan
adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan
arti perkemabangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perekambangan akan
berlangsung sepanjang kehidupan manusia, seadangkan proses pertumbuhan
seringkalai akan berhenti jika seseorang telah mencapai kematangan fisik
Terdapat
beberapa perbedaan antara pertumbuahan dengan perkemabangan. Pertumbuhan lebih
banyak berkenaan dnegan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan
perkembangan berhubuangan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah. Pertumbuhan
menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambhan dalam
ukuran besar atau tinggi, sedangkan perkembangan berkenaan dengan peningkatan
kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur,
sedangkan perkembangan penyempurnaan fungsi.
Susilo Widradini (1995:2) menyatakan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembnagan harus berjalan seiring dan merupakan proses yang
tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1)
hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis (4) serta aktivitas
anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima,
atau menolak, serta memiliki emosi.
Fakto-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang atau
sekelompok orang terhadap perubahan dalam perkembangan adalah :
1. Penampilan diri.
Perubahan
yang dapat meningkatkan tampilan diri akan cendrung diterima dan diulangi,
sedangkan perubahan-perubahan yang dapat mengurangi penampilan akan ditolak
atau berusaha untuk ditutupi.
2. Perilaku.
Perubahan
perilaku memalukan seperti yang terjadi pada masa pubertas dan usia lanjuta
akan berpengaruh pada perkembangan perilaku selanjutnya.
3. Stereotip Budaya.
Dari
berbagai media, orang mempelajari stereotip budaya yang seringkali dikaitkan
dengan ciri khas manusia pada tahap perkembangan tertentu.
4. Nilai-nilai Budaya.
Setiap
budaya memiliki nilai yang dikaitkan dengan usia-usia yang berbeda.
5. Perubahan Peranan.
Sikap
sterhadap orang dari berbagai usia dipengaruhi oleh peran yang mereka mainkan.
6. Pengalaman Pribadi.
Pengalaman
pribadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap individu dalam menghadapi
perubahan dalam perkembangan. Kewenangan dan kewibawaaan dapat dipertajam dari
pengalaman yang pernah diperoleh.
B. Prinsip-Prinsip
Perkembangan
Gambaran tentang pola pekembnagan
secara tepat akan dapat dipakai sebagai dasar untuk memahami anak-anak,
sekaligus mempunyai nilai ilmiah yang bersifat peaktis,yaitu:
1) Pengetahuan
tentang pola perkembangan akan membantu mengengetahui apa yang di harapkan dari
anak pada usia tertentu dan pada usia berapa akan muncul pola prilaku
tertentu,serta kapan pola tersebut akan diganti oleh pola yang yang lain.
2) Pengetahuan
tentang apa yang diharapkan dari anak pada usia tertentu memungkinkan disusunya
pedoman dalam bentuk sekala tinggi dan berat badan,skala usia mental,dan sekala
perkembangan sosial dan emosional.
3) Berhasilnya
suatu perkembangan membutuhkan bimbingan dan pembinaan.oleh karena itu,
pegatuhan tentang pola pekembagan memungkinkan orang untuk dapat membimbing
proses belajar anak pada waktu yang tepat, yaitu pada masa peka yang merupakan
masa paling tepat untuk berkembangnya kemapuan tertentu.
4) Pengetahuan
tentang pola norma dalam tahapan perkembangan tertentu dapat dipakai sebagi
cerita untuk mengenali secara didni perkembangan anak yang mungkin menyimpang
dari pola umum.
Perkembnagn yang disebut juga
prinsip-prinsip perkembangan .prinsip perkembnagan perkembnagn tersebut
menunjuk adanya beberapa pemikiran yang perlu dipedomani dalam usaha memahami
perkembangan.
Hurlock (1997:29) menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip perkembnag tersebut meliputi,antara lain, yaitu:
1)
Perkembangan
melibatkan adanya perubahan.
Perkembnagn selalu ditandai adanya
perubhan yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan dengan cara realisasi diri dan pencapayan
kemapuan genetik karena pertumbuhan dan perkembangan merupakn istilah yang
tidak terpisahkan.
2)
Pekembangan
awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya.
Perkembangan merupakan proses
kontinum, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembngan
selanjutnya.oleh karena itu, kesalahan atau pun ganguan pada perkembangan awal
akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan brikutnya, sikap, kebisaan,
pola prilaku yang di bentuk pada tahun-tahun pertama akan mentukan seberapa
jauh individu dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan pada tahap-tahap
berikutnya
3)
Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Dalam kehidupan sering sulit
dibedakan perubahan yang merupakan hasil belajar dengan perubahan karena
kematangan, Perkembngan individu berlangsung sepanjang hayat,dimulai sejak masa
pertemuan sel ayah dengan ibu dan berahir pada pada saat kematianya. Perkembang
individu juga tidak selalu sama, seseorang berbeda dengan yang lain nya.
Meskipun demikian para ahli terus berusaha mengadakan penelitian tentang
kecendrunganperkembangan.
Dari
penilitan tersebut dapat disimpulkan beberapa kencendrungan yang merupakan
prinsip perkembangan.
a) Perkembangan
langsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.perkembangan bukan hanya
berkenaan dengan asep-aspek tertentu tetapi semua aspek.
b) Setiap
individu memiliki kecepatan dan kulitas perkembangan yang berbeda, seseorang
mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan
perkembanganya dalam hal tersebut sangat cepat,sedangkan kemapuannya yang
lainnya kurang dan perkembangan nya lambat, walaupun induvidu pada umumnya
berada pada situasi sedang-sedang.
c) Secara
relatif, perkembangan beraturan dan mengikuti pola-pola tertentu.perkembangan
suatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak
sebelum berjalan, meraban sebelum berbicara, dsb.
d) Perkembangan
berlangsung secara berangsur-angsur, sedit demi sedikit. Secara normal,peses
perkembangan tersebut berlansung sedikit demi sedikit, tetapi dalam
situasi-situasi tertentu dapat juga
terjadi lompata-lompatan atau bahkan kemacetan.
e) Perkembangan
berlangsung dari kemapuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih kusus,
mengikuti proses diferensasi dan integrasi.
f) Secara
normal, perkembangan indidvidu mengikuti seluruh fase, tetapi karena
faktor-faktor kusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
g) Sampai
batas-batas tertentu, perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau
diperlambat .perkembang dipengaruhi oleh faktor pembawan maupin lingkungan.
h) Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan
sejajar berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kempuan sosial
berkembamg sejaar dengan kempuan berbahasa, kemapuan motorik dengan pengamatan,
dan seterusnya.
i)
Pada saat
tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu, perkembangan pria berbeda dengan
wanita. Pada usia 12-13 tahun anak wanita lebih cepat kematangan sosial dan
moralnya dibandingkan dengan anak laki-laki.pertumbuhan fisik laki-laki umumnya
lebih tingi di bandimgkan wanita. Laki-laki kuat dalam kemapuan inteleknya,
sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampunan bahasa dan estetikan atau
keindahan.
4)
Pola
perkembangan dapat diramalkan
Pola perkembangan manusia mengikuti
pola umum. Oleh karena itu dengan melakukan pengamatan longgitudinal sejak awla perkembagan anak akan dpay
diramaikan pola perkembagan berikutnya baik yang menyangkaut pertumbuhan fisik
maupun perkembangan fisikis.
5)
Pola
perkembgan mempinyai karakteristik yang dapat diramalkan,
diramalkan tidak hanya pola
pekembangan yang dapat diramalkan tetapi karakteristik tertentu dari tingkat
perkembangan juga dapat diramalkan,baik dalam ukuran, an kapan kematangan atau
yang sering disebut dengan masa peka(masa yang paling tepat untuk
mengembangakan kemapuan tertentu) akan muncul perencanaan pendidikan,persiapan
untuk tahap berikutnya serta perencanan pekerjaan maupun untuk kepentingan
adopsi.
6)
Dalam
perkembangan ditemui perbedan individual,
Meskipun perkembangan manusia
mengikuti pola umum, tempo irama dan irama, pekembngan bersifat indiviual,
dalam pengertian kecepatan,urutan perkembangan,serta kualitas kemapuan yang
dapat dicapai setiap individu tidak sama,hal tersebut menyakut sifat manusia
yang unik.
7)
Setiap
periode perkembangan mengandung harapan sosial,
Peneliti membuktikan bahwa manusia
dapat mempelajari pola prilaku dan kterampilan tertentu dengan lebih baik dan
berhasil pada usia tertentu dubandingan kan dengan pada tingkat usia yang
lain,harapan sosial sering pula dipakai oleh kelompok masyarakat sebgai cerita
untuk menetapkan apakah perkembangan seseorang termasuk perkembangan termasuk
perkembanga yang normal atau tidak.
8)
Setiap
bidang perkembangan mengandung bahaya sosial.
Walaupun pola perkembanga bergerak
normal,selalu perlu diwaspadai adanya ganguan,baik yang berasal dari dirinya
atau punlingkungan.
9)
Kebahagian
bervariasi pada berbagai fase perkembangan,
kebahagian merupakan pengalaman
yang subjektif yang tidak mungkin di gambarkan dengan ukuran dan prosedur
objektif.subjektifitas rasa bahagia tersebut menyagkut perbedaan individual
yang berbeda antara satu dengan yang lain, juga menyagkut subjektifitas pada
setiap tahapan perkembangan
C.
Aspek-Aspek
Perkembangan
Meskipun topik yang digunakan
adalah aspek perkembangan, di dalamnya terkadung maskud pertumbuhan juga.
Banyak ahli yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu
proses perubahan
yang terjadisecara menyeluruh dalam diri seorang anak. Menyeluruh dalam arti menjangkau dalam
hampir semua aspek kehidupan anak, di mana perubahan pada satu aspek berkaitan
dengan pembahan pada aspek yang lain. Oleh karena itu, orang menyebut perkembangan anak dengan perkembangan
perilaku
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diurai sendiri-sendiri. Akan tetapi, untuk kepentingan pemerian,
perkembangan anak dapat dicandra secara sendiri-sendiri dalam berbagai dimensi
khusus.
Dimensi dalam kerangka tersebut
adalah kompetensi khusus yang memberat pada fungsi tertentu, seakan-akan
mengabaikan fungsi
lain terhadap fungsi tersebut.
Perlu ditambahkan
bahwapembagian dimensi perkembangan
anak bersifat nisbi, dalam arti
berubah menurut pengamat yang berbeda dan empiris dalam arti didasari
oleh temuan terhadap suatu tanda / gejala tertentu yang dapat diukur
dalam perkembangan anak.
1.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan
fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam
kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang
(pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horisontal) dalam
suatu proporsi bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya
pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dengansel sperma yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Ketika usia embrio mencapai satu bulan, besarnya sekitar 0,5
cm. Pada usia dua bulan, ukuran embrio membesar menjadi 2,5 cm dan kemudian
disebut sebagai fetus. Satubulan kemudian, yaitu usia kandungan mencapai tiga
bulan, fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil dan
menurut ajaran Islam pada usia tiga bulan kehamilan tersebut anak dalam
kandungan mulai ditiupkanruhkehidupan.
Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat kompleks karena masa tersebut
merupakan masa terbentuknya organ-organ
tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf yang membentuk sistem yang sempurna.
Selama masa perkembangan dalam kandungan tersebut, terjadi pertumbuhan
pesat pada jaringan otak. Pertumbuhan jaringan otak menentukan kualitas perkembangan
kognitif anak. pertumbuhan dan
perkembangan
janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan kematangan
biologis dan jaringan syaraf telah mampu berfungsisecara mandiri dalam
pengertian tidak tergantung lagi pada suplai dan kendali tali pusar dalam
kandungan ibunya.
Pertumbuhan fisik setelah lahir
merupakan kelanjutan dari pertumbuhannya sebelum lahir. Proses tersebut
melibatkan pertambahan berat,
penambahan panjang, dan pertambahan ketebalan tubuh, yang berlangsung hingga
dewasa. Selama tahun pertama pertumbuhannya, ukuran panjangbadannya akan
bertambah menjadi sekitar tiga kalinya.
Pertumbuhan
bukannya tidak terbatas. Pertumbuhan pertama-tama dibatasi oleh faktor genetis
yang diturunkan. Pemenuhan kebutuhan energi dan zat-zat gizi esensial
dibandingkan dengan kecukupannya, serta kehadiranzat beracun juga membatasi
bentuk dan ukuran tubuh. Pembatas lain adalah rasio luas permukaan dengan
volume tubuh, sebagai bagian terpadu dari mekanisme homeostasi.
Terdapat dua hukum pertumbuhan
fisik yang berlaku umum dan menyeluruh (Satoto, 1993), yaitu hukum chepa
locaudal dan hukum proksimodistal. Menurut hukum chepalocaudal, pertumbuhan
dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Bagian kepala tumbuh lebih dahulu
daripada daerah-daerah lain. Kematangan pertumbuhan juga berlangsunglebih
dahulu di bagian kepala, kemudian berlanjut ke bagian-bagian lafn dari tubuh.
Bayi barulahir
sudah dapat menggerakkan mata atau bibir, kemudian pada masa berikutnya mampu
menggerakkan lengan dan tangan dan kemudian disusul dengan kemampuan menggerakkan
tungkai dan kaki. Sebagai akibatnya, bayi yang baru lahir memiliki kepala yang
secara proporsi lebih dari bagian lain. Pada masa-masa pertumbuhan berikutnya,
kepala secara proporsional menjadi lebih kecil.
Menurut hukum proximodistal,
pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (proximo) ke arah tepi (distal).
Alat-alat yang berada di daerah sumbu, misalnya jantung, alat-alat nafas, dan
pencernaan tumbuh lebih dahulu dan lebih pesat dibandingkan di daerah tepi
misalnya anggota gerak badan.
2.
Pertumbuhan
Otak
Pertumbuhan otak mendapatkan
perhatian khusus. Hai tersebut terbukti dengan banyaknya asumsi ahli
pertumbuhan otak berkaitan dengan perkembangan anak, terutama perkembangan
kognitifnya. Otak merupakan organ vital yang sangat besarpengaruhnya terhadap
tumbuh kembang karenafungsinya sebagai pusat koordinasi aktivitas gerakan, tingkah
laku, maupun psikomotor.
Winnick dan Noble (1965) menyatakan
bahwa pertumbuhan otak dan ginjal merupakan jaringan yang lebih dahulu berhenti
tumbuh, dibandingkan dengan jaringan lain. Pertumbuhan otak Juga mengenal pola
umum, yaitu berbentuk
sigmoid. Pertumbuhan otak yang cepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan
sampai sekitar 5-6 bulan pertama waktu setelah kelahiran. Pada masa tersebut
terjadi pembelahan sel-sel otak yang pesat dan setelah itu pertumbuhan masih
berjalan secara lebih lambat sampai anak mencapai umur 2 tahun. Chase (1971)
menyebutkan bahwa lebih kurang 75% sel otak sudah terbentuk pada saat
kelahiran.
Pertumbuhan
otak berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap hiperpiasia pertamanya,
tahaphiperplasisi dan hipertrofi sebagai fase keduanya, serta tahap
hipertrofisaja sebagai fase ketiganya. Pada fase hiperplasia terjadi
pertambahan jumlah set otak karena sel-sel mengalami pembelahan. Pada fase
hiperplasia dan hipertrofi, selain terjadi pembelahan sel jugaterjadi
penambahan ukuran sel dan pematangan sel. Sedangkan, dalamfase hipetrofi
terjadi penghentian pembelahan sel, tetapi hanya terjadi pembesaran ukuran sel.
Otak
mengalami masa pesat tumbuh dua kali, yaitu pada masa kehamilan minggu ke 15
sampai 20 dan minggu kedua umur kehamilan 30 minggu sampai akhir tahun pertama
setelah kelahiran. Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan. Setiap
gangguan pada masa tersebut akan mengakibatkan gangguan pada jumlah set otak
dan mielinasi yang tidak bisa dikejar pada masa pertumbuhan berikutnya.
Beberapa macam zat atau keadaan seperti kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi,
dan keracunan obat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak sehingga
fungsinya juga terpengaruh.
3.
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan
psikomotor atau disingkat sebagai perkembangan motor adalah perkembangan
mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang
terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat,syaraf,dan otot.Proses tersebut
dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross
movement) yang melibatkkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi
duduk, berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan
koordinasi halus (finer coordination)
yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang,
melempar, menulis, menggambar, mewarna, dan lain-lain yang kedua-duanya
perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pencapaian
kemampuan-kemampuan tersebut kemudian mengarah pada pembentukan keterampilan (skill) yang secara tepat didefinisikan
oleh Hurlock (1978) sebagai sesuatu yang otomatis, akurat, dan halus.
Keterampilan yang dipelajari dengan baik akhirnya akan menimbulkan kebiasaan.
Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa anak laki-laki ternyata memiliki
keterampilan motorik yang lebih berkembang dari anak perempuan.
Keterampilan
motorik memiliki struktur yang kompleks dan berbedabeda.terdapat dua dimensi
keterampilan.yaitu dimensi ketepatan, kecepatan dan kekuatan (speed precision strength), serta dimensi
koodinasi keseimbangan (balance
coodination). Terdapat lima prinsip perkembangan motorik, yaitu
perkembangan motor merupakan fungsi dari pematangan susunan syaraf dan Otot
gerakan motorik tidak akan terjadi sampai anak memiliki kesiapan motor dan
syaraf untuk gerakan tersebut, perkembangan motor secara umum mengikuti pola
yang dapat diramalkan, hukum sefalokaudal dan hukum proksimodistal berlaku
untuk Perkemban9han motor, dimungkinkan untuk menegakkan perkembangan motor,
dan terdapat perbedaan individual dalam perkembangan motor.
4.
Perkembangan Kognitif
Keat
(1985) melihat secara umum perkembangan mental atau perkembangan kognitif
sebagai proses-proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan
pengetahuan, pembuatan perbandingan, berpikir, danmengerti. la selanjutnya juga
menjelaskan bahwa proses mental tersebut tidak lain adalah proses pengolahan
informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, inteligensia, belajar, pemecahan
masalah, dan pembentukan konsep. Secara lebih luas menjangkau kreativitas,
imajinasi, dan ingatan.
Dalam
pandangan Piaget, perkembangan mental pada hakekatnya adalah perkembangan
kemampuan penalaran logis (development of
ability to reason logically). Baginya, makna berpikir dalam proses mental
tersebut jauh lebih penting dari sekadar mengerti. Proses perkembangan mental
bersifat universal dalam tahapan yang umumnya sama, tetapi dengan berbagai cara
ditemukan adanya perbedaan penampilan kognitif pada tiap kelompok manusia.
Sistem persekolahan dan keadaan sosial ekonomi mempengaruhi ter-jadinya
perbedaan. pada perkembangan anak, demikian pula dengan budaya, sistem nilai,
dan harapan dalam masyarakat masing-masing.
Pengaruh
perkembangan bahasa terhadap kognitif cukup menarik untuk dikaji. Pada usia
dini, kemampuan berbahasa belum menjadi bagian penting dari perkembangan
kognitif karena kemampuan bahasa sedikit sekali diperlukan untuk kemampuan
kognitif. Akan tetapi, pada tahap-tahap yang lebih lanjut, konsep perlu
diklasifikasikan dikelompokkan. Kegiatan tersebut lebih mudah dilakukan dan
hasilnya lebih mudah dimengerti dengan bantuan bahasa. Lebih-lebih dengan
bertambahnya usia, kegiatan menulis, dan membaca merupakan bagian penting dari
kegiatan kognitif. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital
untuk kegiatan kognitif.
5.
Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial mengandung makna pencapaian suaatu kemampuan untuk berprilaku sesuai
dengan harapan sosial yang ada. Proses menuju kesesuaian tersebut paling tidak mencakup tiga komponen, yaitu belajar
berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, bermain dalam peranan
yang disetujui secara sosial, dan perkembangan sikap sosiai. Pengertian sosial
dan tidak sosial sebenarnya sangat longgar dalam kehidupan sehari-hari. Akan
tetapi, secara umum dapat dikatakan bahwa anak yang berkembang secara sosial
adalah anak yang berhasil melaksanakan ketiga proses tersebut.
Hurlock
menyatakan indikator dari perilaku sosial yang sukses adalah kerjasama,
persaingan yang sehat, kemauan berbagi (sharing), minat untuk diterima,
simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan bermanfaat, imitasi,
dan periiaku lekat. Perkembangan emosi yang merupakan proses pengembangan
kemampuan untuk tanggap secara emosional, terkait erat dengan perkembangan sosial
anak. Respon yang nyaman menimbulkan penerimaan sosial yang baik.
6.
Perkembangan Emosi
Rasa
dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia.
Dalam hidup atau dalam proses perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkan.
Jika kebutuhan tersebut terpenuhi, akan timbul rasa senang atau puas. Akan
tetapi, jika kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi, akan timbul rasa kecewa.
Kecewa, senang, dan puas merupakan gejala perasaan yang mengandung unsur senang
dan tidak senang. Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan
atau perilaku fisik seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras
atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya, yang gembira akan melonjak
kegirangan.
Menurut
Patty F (1992), emosi merupakan reaksi individu terhadap suatu pembahan pada
situasi yang sekonyong-konyong sehingga tidak dapat bertindak dengan suatu
tujuan tertentu. Reaksi tersebut berupa terkejut, takut, sedih, marah, atau
gembira terhadap kejadian orang atau objek di luar individu.Gejala emosi yang
lain adalah rasa takut, cinta, sedih dan duka cita, ingin tahu, dan penasaran.
Perkembangan
berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu karena kepribadian individu
membentuk satu kesatuan yang terintegrasi.Kesatupaduan kepribadian tersebut
sebenarnya sukar dipisah-pisahkan, tetapi untuk sekadar membantu mempermudah
mempelajari dan memahaminya, pembahasan aspek demi aspek biasa dilakukan secara
cermat. Secara sederhana, dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian,
yaitu aspek fisik dan motorik, intelektual, sosial, bahasa, emosi dan moral,
serta keagamaan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek besar yang terbagi lagi atas
subaspekdan sub-sub aspek yang lebih kecil. Jika sudah sampai kepada rincian
aspek yang kecil, seringkali seseorang sukar membedakan apakah sub-subaspek
tersebut masih murni rincian dari sesuatu aspek atau telah terpadu dengan
cub-sub dari aspek yang lain. Kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif ada
yang bersifat potensial seperti bakat dan terdapat kecakapannyata atau
kecakapan hasil belajar seperti kecakapan dalam bidang fisika, matematika,
bahasa, dan sebagainya.Kecakapan dalam bidang bahasa meliputi kecakapan
memahami isyarat dan bunyi, kecakapan menyampaikan buah pikiran atau menerima
pemikiran orang lain, dll.Kecakapan-kecakapan terakhir ini Juga merupakan
rincian dari aspek kemampuan berbahasa. Contoh lainadalah dalam aspek sosial.
Aspek tersebut meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif,
keberanian menghadapi orang lain, dll. Keberanian menghadapi orang menyangkut
kematangan emosi, ketepatan sikap, dll.Kematangan emosi dan ketetapan sikap
merupakan bagian dari aspek emosi atau afektif.Berdasarkan contoh-contoh
tersebut terlihat bahwa antara suatu aspek dengan aspek lainnya terdapat kaitan
yang sangat erat.Sekali lagi, hal tersebut menunjukkan keterpaduan kepribadian
individu.
Perkembangan
dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar,
perkembangan suatu aspek mungkin mendahului atau mungkin Juga mengikuti aspek
lainnya.Pada awal kehidupannya, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun
pertama, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol.Selama sembilan
bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus
millimeter menjadi 50 cm panjangnya.Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak
berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang bisa duduk,
merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berian, dapat memegang, dan
mempermainkan berbagai benda atau alat pada akhir tahun kedua. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik terus berjalan dan terjadi loncatan lagi pada usia13-16
tahun, yaitu masa remaja awal.
Perkembangan
aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun), agak pesat pada
masa anak sekolah (usia 11-12), dan sangat pesat pada masa remaja (usia 1.6-18
tahun). Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali dengan
perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan, dan memecahkan masalah
sederhana, kemudian berkembang kearah pemahaman dan pemecahan masalah yang
pelik. Aspek tersebut berkembang pesat pada masa mulai masuk sekalah dasar
(usia 6-7 tahun), berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya
pada masa sekolah menengah atas (usia 1 6-17 tahun).Walaupun individu semakin
pandai setelah belajar di Perguruan Tinggi atau Pascasarjana, para ahli
berpendapat bahwa setelah usia 17 atau 18 tahun tidak ada peningkatan kemampuan
lagi, yang ada hanyalah pengayaan, pendalaman, dan perluasan wawasan.
Aspek
bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan meraban perkembangan
selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan
sosial.Bahasa merupakan alat untuk berpikir. Berpikir merupakan suatu proses
memahami dan melihat hubungan. Proses tersebut tidak mungkin dapat berlangsung
dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Perkembangan kedua aspek tersebut
saling menunjang. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan
demikian, perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling
menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.Perkembangan bahasa berjalan
pesat pada awal masa sekolah dasar dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa
remaja.
Perkembangan
aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal
(usia 13-14 tahun) dan remaja tengah (usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal,
ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi dengan
rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.Pada
masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka,
kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukardengan kerenggangan
dan permusuhan. Gejolak tersebut berakhir pada masa remaja akhir (usia 18-21 tahun).
Jika pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua dan
ambivalensi, pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian dan sikap
yang relatif mapan.
Aspek
moral dan keagamaan juga berkembang sejak kecil.Peranan lingkungan, terutama
lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembanganaspek ini.Pada mulanya,
anak melakukan perbuatan bermoral atas prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa
sendiri ini pun, pada mulanya dilakukan karena ada control dari dalam atau dari
dirinya sendiri.Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan
sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa
harapan akan sesuatu imbalan, atau pujian. Secara potensial tingkatan moral
tersebut dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi
faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap
pencapaiannya.
Secara
umum/terdapat pola-pola perkembangan, baik untuk setiap aspek maupun
keseluruhan aspek perkembangan, tetapi kenyataannya dalam perkembangan tiap
individu seringkali ditemukan kekhususan-kekhususan.Seiain pola-poia umum juga
terdapat pola khusus untuk setiap individu.Terbentuknya pola khusus tersebut
berkaitan erat dengan perpaduan antarafaktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu dengan faktor luar.
D.
Tahap
Dan Tugas Perkembangan
Secara umum , tahapan perkembangan manusia melalui
tiga tahapan poko, yaitu:
1. Tahap
Perkembangan pada Masa konsepsi
2. Tahap
Perkembangan Pranatal, dan
3. Tahap
Perkembangan Post Natal.
Pembagian tahap pperkembangan yang
paling tua di kemukakan oleh Aristoteles
, seorang filosof Yunani yang hidup antara tahun 384 sampai 322 SM. Aristoteles
membagi masa perkembangan tersebut atas tiga tahap, yaitu masa kanak-kanak (0-7
tahun), masa anak (7-14 tahun), masa remaja (14-21 tahun) setelah itu adalah
masa dewasa.
Jean Jacques Rousseau filosof dan
negarawan Perancis juga mengemukakan tentang tahap-tahap perkembangan yaitu
masa bayi (0-2 tahun) anak hidup sebagai binatang, masa kanak-kanak (2-12
tahun) anak hidup sebagai manuusia biadab, masa remaja awal (12-15 tahun) anak
hidup sebagai petualang perkembangan intelek dan pertimbangan , dan masa remaja
yang sesungguhnya (15-24 tahun) individu hidup sebagai mahluk beradab. Ahli psikologi perkembangan yang
lain, yaitu Stanley Hall juga membagi perkembangan anak tersebut atas empat
tahap, yaitu: masa kanak-kanak (0-4 tahun) sebagai binatang melata dan berjalan
masa anak (4-8 tahun) sebagai manusia pemburu, masa puber atau remaja awal
(8-12 tahun) sebagai manusia biadab/liar, dan masa adolesen atau remaja
sesungguhnya (12/13 sampai dewasa) di mulai dengan masa gejolak
perasaan,konflik,nilai dan berakhir sebagai manusia berperadaban modern.
Menurut Sigmund Freud Perkembangan
seksual telah di di mulai pada masa bayi dan di sebutnya sebagai tahap oral
(oral stage) usia 0-2 tahun. Pada masa ini , bayi telah merasakan adanya rasa
senang jika adanya rangsangan
benda,makanan,ataupun pada mulut. Tahap berikutnya adalah masa anal (anal
stage) usia 2-4 tahun, bayi merasakan kesenangan jika buang air besar karena
terdapat suatu rangsangan pada dubur (anal). Masa falik (phallic stage) merupakan tahap berikutnya,
yaitu pada usia 4-6 tahun, anak akan merasakan kesenangan jika ada rangsangan
atau sentuhan pada kelaminnya. Masa latensi (latency stage) usia 6-12 tahun,
dorongan seksualnya tidak tampak sebab
tersembunyi dalam berbagai aktivitas dan hubungan sosial. Masa genital (genital
stage) usia 12 tahun sampai dewasa merupakan masa masa kematangan kehidupan
seksual.
Donald B. Helms dan Jeffrey S.
Tuner (1981) memberikan urutan lengkap dari perkembangan individu, yaitu masa:
prental atau sebelum lahir dari masa konsepsi sampai lahi, bayi yaitu 0-2 tahun
, kanak-kanak 2-3/4 tahun, anak kecil ¾-5/6 tahun, anak 6-12 tahun, remaja
12-19 tahun, dewasa 19-30 tahun, dewasa 30-65 tahun, dan usia lanjut 65 ke atas. Dalam berbagai kupasan, para ahli
biasanya lebih menekankan pada perkembangan postnal saja mengingat bahwa
tahapan perkembangan inilah yang Nampak nyata teramati.Tugas perkembangan yang
muncul pada setiap priode perkembangan merupakan keharusan universal. Oleh
karena itu, dapat di simpulkan bahwa tugas perkembangan adalah kemampuan atau
keterampilan yang harus di kuasai atau
di miliki anak pada priode perkembangan tertentu. Tugas perkembangan tersebut
tersusun dari hal-hal berikut:
1. Adanya
kematangan fisik tertentu pada priode perkembangan tertentu pada priode
perkembangan tertentu,
2. Adanya
dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu sendiri,
dan
3. Adanya
tuntutan kultural dari masyarakat sekitar.
Perkembangan mencakup seluruh aspek
kepribadian dan satu aspek dengan yang lain saling berinteraksi. Ketiganya
mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas yang di hadapi individu dalam
perkembangannya. Robert J.Havighurst, Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah suatu
tugas yang muncul dalam suatu priode tertentu dalam suatu priode tertentu dalam
kehidupan individu. Tugas tersebut harus di kuasai dan di selesaikan karena
jika dapat di kuasai dan diselesaikan dengan baik akan memberikan kebahagiaan
dan keberhasilan dalam perkembangan selanjutnya. Menurut Havighurst terdapat
empat tahap besar perkembangan individu, yaitu:masa bayi dan kanak-kanak,masa
anak, masa remaja, masa dewasa yang terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa dan
usia lanjut.
1.
Tugas-Tugas
Perkembangan Masa Bayi Dan Kanak-Kanak
Pada beberapa bulan pertama
kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar
mulutnya. Selanjutnya mata,telinga, dan tangan sebagai penghubung dengan dunia
luar. Dengan berpusat pada mulut, di bantu dengan di lengkapi alat-alat indra
dan anggota bayi, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang sekitar. Mellalui interaksi dengan
menggunakan alat-alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan
memahami lingkungannya.Pada akhir masa kanak-kanak, anak bukan saja mencapai
kesempurnaan dalam gerakan-gerakan fisik, tetapi juga menguasai sejumlah
kemampuan intelektual, sosial, bahkan moral.
Beberapa tugas perkembangan yang
muncul dan harus di kuasai oleh anak pada masa ini adalah:
1. Belajar
berjalan. Pada usia satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat
melakukan gerakan berjalan.
2. Belajar
mengambil makanan. Dengan di awali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri
makanan yang di butuhkan, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan
hidupnya.
3. Belajar
berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui tugas tersebut, akan dipelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan
berusaha mengomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya
4. Belajar
mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya
berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan
berdiri sendiri, pengendalian dia dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai
cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan
kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan
bersopan santun.
5. Belajar
mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan
jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus
mengenal jenis-jenis kelamin, baik ciri-dri biologisnya maupun sosial
kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat
penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk periakuan dan
interaksi, baik dengan jenis kelamin yang sama maupun yang berbeda dengan
dirinya.
6. Menguasai
stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka,
mudah sekali berubah dan terkena pengaruh dari luar. Pada akhir masa
kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, dan seimbang
agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
7. Memiliki
konsep sosial dan fisik, meskipun masih sederhana. Anak hidup dalam lingkungan
fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri
dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki
konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus
sudah mengetahui apa itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat, dan lain-lain.
8. Belajar
hubungan sosial yang baik dengan orang tua, saudara, serta orang-orang dekat
lainnya. Anak selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya
maupun di lingkungannya.
9. Belajar
membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani.
Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan
kemampuannya, anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana
yang tidak baik, lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan
menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaikan-kebaikan tersebut
menjadi bagian dari hati nuraninya.
2.
Tugas-Tugas
Perkembangan Masa Anak
Jika pada masa bayi dan
kanak-kanak, dunia anak lebih banyak dalam rumah bersama keluarganya, pada masa
anak yang berusia antara 6-12 tahun, dunianya lebih banyak di sekolah dan
lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut, terdapat tiga dorongan Besar
yang dialami anak pada masa ini: (1) dorongan untuk ke luar dari rumah dan masuk
ke dalam kelompok sebaya {peer group), (2) dorongan fisik untuk melakukan
berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan/gerakan
fisik, dan (3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep, pemikiran,
interaksi, dan simbol-simbol orang dewasa.
Beberapa tugas perkembangan yang
dituntut pada masa ini adalah:
1) Belajar
keterampiian fisik yang diperlukan dalam permainan. Anak dimasa ini senang
sekali bermain. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan fisik seperti
menangkap, melempar, menendang bola, berenang, dan mengendarai sepeda.
2) Pengembangan
sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang. Pada masa ini, anak dituntut mengenal dan dapat memelihara
kesehatan dan keselamatan dirinya, menyanyangi dirinya, senang berolahraga, dan
berekreasi untuk menjaga kesehatan dirinya, serta memiliki sikap yang tepat
terhadap jenis kelamin lain.
3) Belajar
berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini, anak dituntut untuk mampu bergaul,
bekerjasama, dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong.
dan membentuk kepribadian sosial.
4) Belajar
melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita. Anak dituntut melakukan
peranan-peranan sosial yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis
kelaminnya.
5) Belajar
menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar, yaitu membaca, menulis,
dan berhitung. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah dan perkembangan
belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini dituntut telah menguasai
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
6) Pengembangan
konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan
dtri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut
telah memiliki konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang berkenaan dengan pergaulan, pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.
7) Pengembangan
moral, nilai, dan hati nurani. Pada masa ini, anak dituntut telah mampu
menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral. Pada masa ini juga
diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan sekala nilai dan
pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas kata hati.
8) Memiliki
kemerdekaan pribadi. Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut
memiliki kemerdeka an pribadi. Anak mampu memilih, merencanakaadan melakukan
pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
9) Pengembangan
sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Anak diharapkan telah memiliki
sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan unit atau kelompok-kelompok
sosial yang ada dalam masyarakat.
3.
Tugas-Tugas
Perkembangan Masa Remaja
Masa remaja atau adolesen merupakan
masa peralih an antara, masa anak dengan dewasa.Meskipun perkembangan
aspek-aspek kepribadian itu telah diawali pada masa-masa sebelumnya, tetapi
puncaknya boleh dikatakan terJadi pada masa ini, sebab setelah melewati masa
in«, remaja telah berubah menjadi searang dewasa.Karena peranannya sebagai masa
transisi antara masa anak dan dewasa, maka pada masa ini terjadi berbagai
gejolak atau kemelut Gejolak atau kemelut ini terutama berkenaan dengan segi
afektif, sosial, intelektual juga moral.Hal itu terjadi terutama karena adanya
perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis yang sangat cepat yang mengganggu
kestabilan kepribadian anak.
Beberapa tugas perkembangan yang
harus diselesai kan para remaja pada masa ini adalah :
1) Mampu
menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain.
Remaja hendaknya mampu melihat gadis sebagai wanita dan pemuda sebagai
laki-laki, menjadi seorang dewasa di antara orang dewasa lainnya. Belajar
bekerja dengan orang lain untuk mencapaitujuan tujuan-tertentu, bisa melepaskan
perasaan-perasaan pribadi dan mampu memimpin tanpa mendominasi.
2) Mampu
melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita. Mampu menghargai,
menerima dan melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita dewasa.
3) Menerima
kondisi jasmaninya dan dapat mengguna kannya secara efektif. Remaja dituntut
untuk menyenangj dan menerima dengan wajar kondisi badannya, dapat menghargai
atau menghormati kondisi badan orang lain, dapat memelihara dan menjaga kondisi
badannya.
4) Memiliki
keberdirisendirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja
diharapkan telah lepas dari ketergantungan sebagai kanak-kanak dari orang
tuanya, dapat menyayangi sebagai kanak-kanak dari orang tuanya, dapat
menyayangi orang tua, menghargai orang tua atau orang dewasa lainnya tanpa
tergantung pada mereka.
5) Memiliki
perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi. Terutama pada anak
laki-laki, kemudian berangsur-angsur pula tumbuh pada anak wanita, perasaan
mampu untuk mencari nafkah sendiri.
6) Mampu
memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan. Anak telah mampu
membuat perencanaan karir, memilih pekerjaan yang cocok dan mampu ia kerjakan,
membuat persiapan-persiapan yang sesuai.
7) Belajar
mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga. Memiliki sikap yang
positif terhadap hidup berkeluarga dan punya anak. Untuk anak wanita telah
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara anak dan rumah tangga.
8) Mengembangkan
konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat Mengembang
kan konsep-konsep tentang hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, institusi
sosial yang cocok bagi kehidupan modem, mengembangkan keterampilan berpikir dan
berbahasa untuk dapat memecahkan problema-problema masyarakat modern.
9) Memiliki
perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat. Dapat berpartisipasi dengan
rasa tanggung jawab bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
10) Memiliki
seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya. Telah memiliki
seperangkat nilai yang bisa diterapkam dalam kehidupannya.
4.
Tugas-tugas
Perkembangan Masa Dewasa Muda
Pada akhir masa remaja, hampir
seluruh aspek kehidupan individu telah berkembang dan siap untuk melaksanakan
tugas-tugas sebagai orang dewasa. Havinghurts membagi kehidupan masa dewasa
tersebut atas tiga fase, yaitu: dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Pada masa dewasa muda, tiigas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan individu adalah:
1) Memilih
pasangan hidup. Masa dewasa muda merupakan masa awal membina karir dan
keluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih pasangan hidup sebagai
suami dan istri. Pasangan suami-istri selain didasari oleh rasa kasih sayang
juga harus didasari oleh pertimbangan yang matang, tentang kesesuaian sifat,
kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan kesiapan melaksanakan
tugas-tugas keluarga.
2) Belajar
hidup bersama pasangan hidup. Hidup berkeluarga merupakan hidup bersama antara
dua orang yang memiliki latar belakang kehidupan, sifat, dan mungkin minat dan
kebiasaan yang berbeda. Meskipun demikian, mereka memiliki kebutuhan yang sama,
yaitu kebutuhan untuk hidup bersama. Pemahaman tentang kesamaan dan
perbedaan-perbedaan tersebut tidak dapat muncul begitu saja, tetapi harus ada
kesediaan dan usaha dari kedua belah pihak untuk mempelajarinya. Tanpa pemahaman mengenai hal-hal
tersebut, keharmonisan keluarga sulit untuk direalisasikan.
3) Memulai
hidup berkeluarga. Keluarga merupakan masyarakat kecil. Hampir seluruh aspek
kehidupan kemasyarakatan ada dalam keluarga. Dalam keluarga terdapat aspek
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, pendidikan, kesehatan, keamanan,
etika, estetika, dll. Suami, istri, dan anak-anak harus mengembangkan dan
mengadakan penataan serta harus mengembangkan dan mengadakan penataan serta
pengelolaan tentang aspek-aspek tersebut, mengadakan pembagian tugas,
mengembangkan mekanisme kerja, menciptakan iklim kehidupan, dll sehingga semua
kebutuhan dapat terpenuhi dan semua urusan keluarga dapat diselesaikan dengan
baik.
0 comments:
Post a Comment