blog ini merupakan blog yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan, keilmuan dan juga dunia penelitian.

Laman

Thursday 11 May 2017

Makalah Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, dunia pendididkan mengalami perkembangan yang signifikan.
Pada umumnya, pendidikan berupaya untuk memajukan budi pekerti karakter, fikiran, dan jasmani, selaras untuk alam dan masyarakat. Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau dikerjakan oleh orang lain untuk dia dengan tujuan mendekatkan dia pada tingkat kesempurnaan.
Keberhasilan dunia pendidikan tidak terlepas dari suksesnya sistem pendidikan yang di jalankan oleh unsur-unsur pendidikan, sehingga setiap orang yang menjalani pendidikan dapat menggapai apa yang iya inginkan dari pendidikan tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalh ini adalah “Apa  Unsur-unsur Dari Pendidikan?”.

1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui apa arti dari pendidikan yang sebenarnya.
2.      Mengetahui unsur-unsur dari pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendididkan
            Secara historis, pendididkan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di permukaan bumi. Sampai tahun 1970-an, kosep pendidika yang banyak di ajarkan di lembaga pendidikan guru adalah “bantuan pendidik untuk membuat pesrta didik dewasa“. artinya, kegiatan pendidikan berhenti apabila kedewasaan yang dimaksud sudah tercapai, yaitu tercapainya kemampuan untuk menetapkan pilihan atau keputusan serta mempertanggung jawabkan perbuatannya secara mandiri telah tercapai.
            Dalam arti hasil, pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu sendiri.[1]
            Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat sapat mendapai keselamatan dan kebahagiaan yang seyinggi-tingginya. Inti sari pendididkan yang di sampaikan oleh Driyarkara adalah pemanusiaan manusia muda. Pengakuan manusia-muda ke taraf lnsani, dan itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendididk yang jumlah danmacamnya tak terhitung. Di dalam UU  Sisdiknas No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembankan potensi dirinya untuk memeliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[2]
a.       Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk tranformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan sek yang dahulu ditabukan diganti dengan pendididkan sek melalui pendidikan formal.

b.      Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.

c.       Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi waera Negara yang baik. Bagi kita warga Negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tau hak sebagai warga Negara, hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan “bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di mata hukum dan pemerintaha, dan  wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

d.      Pendidikan Sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Bekal dasr ini berupa pembenyukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia melalui kegiatan bekerja seseorang mendapat kepuasan bukan saja menerima imbalan tetapi juga seseorang dapat memeberikan sesuatu kepada orang lain, bergaul, berkreasi, dan bersibuk diri.

e.       Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1998 (BP 7 Pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut : pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila sertaUUD 1945 di arahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.[3]

2.2 Unsur-unsur Pendidikan
            Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu
1.      Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
a.       Individu yang memeliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan, untuk mengembangkan potensi membituhkan bantuan
b.      Individu yang sedang berkembang.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang tertjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik di tujukan kepada diri sendiri maupun kepada lingkungan.
c.       Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Dalam proses perkembangannya peserta didk membutuhkan bantuan dan bimbingan. Hal ini menunjukkkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:
-        Keadaan yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orang tua untuk membantunya.
-        Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban membantunya.
d.      Individu yang memiliki kemampuan untuk sendiri.
Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang ke rah kedewasaan.

2.      Orang yang membimbing(pendidik).
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
Hal yang penting untuk diperhatikan ialah persoalan kewibawaan.
a.       Apa yang dimaksud kewibawaan?
Kewibawaan adalah kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan.
b.      Bagaimana kewibawaan timbul?
Kewibawaan jasmani hanya dimiliki oleh merekAa yang telah dewasa.
c.       Bagaimana memelihara kewibawaan?
Ibarat cahaya lampu, kewibawaan juga dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina. Ada 3 sendi kewibawaan yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
3.      Interaksi antara peserta didik dan pendidik(interkasi edukatif).
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan seara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4.      Kearah mana bimbingan ditujukan
a.       Alat dan metode.
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan maupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.      Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.[4]
5.      Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
6.      Cara yang digunakan dalam bimbingan(alat dan metode)
7.      Tempat dimana bimbingan berlangsung.[5]
 2.3 Pendidikan Sebagai Sistem
1. Pengertian Sistem
      Sistem berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.[6]
            Sistem adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-koponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem ).

2.      Unsur-unsur Sistem.
-        Ada satu kesatuan organis.
-        Adanya komponen yang membentuk kesatuan organis.
-        Adanya hubungan keterkaitan antar komponen satu dengan yang lain maupun antara komponen dengan keseluruhan.
-        Adanya gerak atau dinamika.
-        Adanya tujuan yang ingin dicapai.[7]

3.      Komponen dan Saling  Hubungan Antara Komponen Dalam Sistem Pendidikan.
      Pendidikan sebagai sebuah sistam terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: Raw input (sistem baru), output (tamatan), instrumentaliput (guru, kurikulum), environmental input (budaya, kependudukan, politik keamanan).


4.  pemecahan masalah pendidikan secara sistematik
a. cara memandang sistem sebenarnya, cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem ataupun sebaliknya suatu sistem menjadi komponen dari sistem ysng lebih besar ,tidak lain dari pada perubahan perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sistem atau dengan kata lain ruang ligkup suatu pemasalahan. Jika sebuah komponen suatu sistem dipisahkan dari komponen –komponen yang lain,dan dikaji secara tersendiri ,maksudnya tidak lain ialah agar komponen tersebut dapat di analisis secara lebi mendalam.
b.  masalah berjenjang ilustrasi mengenai cakupan ruang lingkup masalah yang berbeda –beda seperti yang telah di kemukakan.
c.  analisis sistem dalam pendidikan .
penggunaan analisis sistem dalam pendidikan di maksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efisien dan efektif.
prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah :bahwa lita dipersyarakatan untuk bepikir secara sistematik ,artinya kita harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
dengan demikian jika tujuan sistem tidak tercapai sepenuhnya maka dapat diusahakan:
a.       Menemukan komponen yang mengandung kelemahan.
b.      Menemukan hubungan antarkomponen yang mengandung kelemahan.
c.       Memperbaiki komponen dan ataupun hubungan antar komponen yang lemah tersebut. Pengunaan analisis sistem dalam pendidikan tidak saja beguna untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dalam ruang lingkup milro tetaoi juga makro.
d.      saling hubungan antar komponen.
komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik.tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal,manakala komponen tersebut tidak berhunbungan secara funsional dengan koponen yang lain. hubungan fungsional antar komponen ini berupa hubungan yang bersifat dinamis antar komponen –komponen dan gerak fungsi dari seluruh komponen terarahkepada tujuan sistem.
e.       hubungan sistem dengan suprasistem.
telah dijelaskan bahwa di dalam suatu sistem ,komponen komponen saling berhubungan .dalam ruang lingkup yang besar (ruang ligkup makro).terlihat pula sistem yang satu berhubungan dengan sistem yang lain.hal ini wajar. Oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan .
f.       proses dan tujuan sistem pendidikan.
pada bagian terdahulu di jelaskan bahwa sistem pendidikan memproses masukan mentah dengan menggunakan masukan instrumental sehingga menjadi keluaran,yaitu tamatan.bagaimana wujud keluaran yang dikehendaki ,menjadi tujuan dari sistem pendidikan. Apabila minsalnya terjadi perubahan prioritas dari butir-butir isi tujuan maka dalam pemprosesnya akan membawa perubahan kepada komponen-komponen masukan instrumental.

5.   keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
istilah pengajara dapat di bedakan dari pendidikan ,tetapi sulit dipisahkan.jika dikatakan “anak di ajar menulis yang baik” lebih terasa sebagai pengajaran tetapi jika”anak dikembangkan kegemarannya untuk menulis yang baik “maka lebih mirip pendidikan. Contoh di atas menunjukkan bahwa terhadap suatu objek kegiatan (menulis,menyusun jadwal,mengkaji agama) dapat dipilih sisi pengajaran dan sisi pendidikannya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendididkan adalah sebagi berikut:
a.       Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain .masing-masing saling mengisi
b.      Pebedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c.       Pendidikan modern lebih cendrung mengutamakan pendidikan,sebab pendidkan membentuk wadah ,sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.
d.      pendidikan prajabatan ( preservice eduction ) dan pendidikan dalam jabatan  (inservice education) sebagai sebuah sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang terntu dalam priode waktu terntu seperti STM tiga tahu,diploma III matematika tiga tahun,ataupun strata . sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal  tambahankepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran,kursus-kursus dam lain-lain. pendidikan prajabatan hanya memberikan.
6.      Saling Hubungan Antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi, komponen yang baik saja belum meenjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen yang lain.
7.      pendidikan formal ,non formal,dan informal sebagai sebuah sistem.
bekal dasar ,sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan. Pendidikan formal (PF) yang sering di sebut pendidikan persekolahan berupa rangkaiian jenjang pendidikan yang telah baku .mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan peguruan tinggi(PT). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal,non formal dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit di pisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti trwujudnya lkeluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut beperanan[8]

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu sendiri.
Unsur-unsur pendidikan adalah
1.      Peserta didik.
2.      Pendidik.
3.      Interaksi edukatif.
4.      Tujuan pendidikan.
5.      Materi pendidikan.
6.      Alat dan metode.
7.      Lingkungan pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-koponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem ).

3.2 Saran
      Setelah mengetahui apa arti dari pendidikan, di harapkan kepada seluruh unsur pendidikan untuk mampu melaksanakan sebuah sistem pedidikan pendidikan sebagai mana mestinya. Dengan berlangsungnya sistem pendidikan dengan tepat akan dapat mampu memberikan kualitas terhadap dunia pendidikan di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA
Dardiri, Achmad. diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/prof.%0Dr.%20Achmad%20Dardiri,%20M.Hum./handout%20-%20ILMU%20PENDIDIKAN.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:45.
Burhanuddin, Afid. diakses melalui https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:15.
Putri, Riski Amalia, diakses melalui, http://blog.unsri.ac.id/download2/14735.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:05.
Hiryanto, diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20hiryanto,20M.si./pendidikan%20sebagai%20sistem.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:00
Lukman, Akhmal Hafidz, diakses melalui http://hafidzeducation.file.wordpress.com/2011/02/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:40.
Tirtarahardja, umar. S. L. La Sulo, 2012, pengantar pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.


[1] Achmad Dardiri, diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/prof.%0Dr.%20Achmad%20Dardiri,%20M.Hum./handout%20-%20ILMU%20PENDIDIKAN.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:45
[2] Afid burhanuddin, diakses melalui https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:15
[3] Umar tirtarahardja, S.L.La sulo, Pengantar pendidikan,cetakan kedua,(PT Rineka Cipta: Jakarta,2012), halm.33-37.
[4]Lukman, Akmal Hafidz, diakses melalui http://hafidzeducation.file.wordpress.com/2011/02/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:40

[5] Umar Tirtarahardja, S.L. La sulo, pengantar pendidikan, cetakan kedua, (Jakarta: PT Rineka Cipta. .2012),halm.51-57
[6] Riski Amalia Putri, diakses melalui, http://blog.unsri.ac.id/download2/14735.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:05
[7] Hiryanto, diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20hiryanto,20M.si./pendidikan%20sebagai%20sistem.pdf diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:00
[8] Umar Tirtahardja, S.L. La sulo, pengantar pendidikan, cetakan kedua, (Jakarta: PT rineka Cipta. 2012)  57-76.

0 comments:

Post a Comment