BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai,
dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan
perbuatan belajar itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, dunia
pendididkan mengalami perkembangan yang signifikan.
Pada
umumnya, pendidikan berupaya untuk memajukan budi pekerti karakter, fikiran,
dan jasmani, selaras untuk alam dan masyarakat. Pendidikan itu meliputi segala
sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau dikerjakan oleh orang
lain untuk dia dengan tujuan mendekatkan dia pada tingkat kesempurnaan.
Keberhasilan
dunia pendidikan tidak terlepas dari suksesnya sistem pendidikan yang di
jalankan oleh unsur-unsur pendidikan, sehingga setiap orang yang menjalani
pendidikan dapat menggapai apa yang iya inginkan dari pendidikan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan
latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalh ini adalah
“Apa Unsur-unsur Dari Pendidikan?”.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
latar belakang di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa arti dari pendidikan yang
sebenarnya.
2. Mengetahui unsur-unsur dari pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pendididkan
Secara historis, pendididkan dalam
arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di permukaan bumi.
Sampai tahun 1970-an, kosep pendidika yang banyak di ajarkan di lembaga
pendidikan guru adalah “bantuan pendidik untuk membuat pesrta didik dewasa“.
artinya, kegiatan pendidikan berhenti apabila kedewasaan yang dimaksud sudah
tercapai, yaitu tercapainya kemampuan untuk menetapkan pilihan atau keputusan
serta mempertanggung jawabkan perbuatannya secara mandiri telah tercapai.
Dalam arti hasil, pendidikan adalah
apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan perbuatan
belajar itu sendiri.[1]
Menurut Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,
pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat sapat mendapai
keselamatan dan kebahagiaan yang seyinggi-tingginya. Inti sari pendididkan yang
di sampaikan oleh Driyarkara adalah pemanusiaan manusia muda. Pengakuan
manusia-muda ke taraf lnsani, dan itulah yang menjelma dalam semua perbuatan
mendididk yang jumlah danmacamnya tak terhitung. Di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembankan potensi
dirinya untuk memeliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[2]
a. Pendidikan Sebagai Proses Transformasi
Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
Nilai-nilai
kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi
muda. Ada 3 bentuk tranformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan
misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain, yang kurang
cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok
diganti misalnya pendidikan sek yang dahulu ditabukan diganti dengan
pendididkan sek melalui pendidikan formal.
b. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan
Pribadi
Sebagai
proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Proses
pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka
yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah
dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan
Warga Negara
Pendidikan
sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk
membekali peserta didik agar menjadi waera Negara yang baik. Bagi kita warga
Negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tau hak sebagai warga Negara,
hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan “bahwa segala warga
Negara bersamaan kedudukannya di mata hukum dan pemerintaha, dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
d. Pendidikan Sebagai penyiapan tenaga
kerja
Pendidikan
sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Bekal dasr ini berupa
pembenyukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja adalah kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia melalui kegiatan bekerja seseorang mendapat kepuasan
bukan saja menerima imbalan tetapi juga seseorang dapat memeberikan sesuatu
kepada orang lain, bergaul, berkreasi, dan bersibuk diri.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN
1998 (BP 7 Pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional
sebagai berikut : pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan pancasila sertaUUD 1945 di arahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.[3]
2.2 Unsur-unsur Pendidikan
Proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta
didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya.
Ciri
khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
a. Individu yang memeliki potensi fisik dan
psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
Anak sejak lahir
telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan, untuk mengembangkan
potensi membituhkan bantuan
b. Individu yang sedang berkembang.
Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan yang tertjadi dalam diri peserta didik secara wajar,
baik di tujukan kepada diri sendiri maupun kepada lingkungan.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan manusiawi.
Dalam proses
perkembangannya peserta didk membutuhkan bantuan dan bimbingan. Hal ini
menunjukkkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:
-
Keadaan
yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan
kewajiban orang tua untuk membantunya.
-
Adanya
kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua
berkewajiban membantunya.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk
sendiri.
Dalam
perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang ke rah
kedewasaan.
2. Orang yang membimbing(pendidik).
Yang
dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
Hal
yang penting untuk diperhatikan ialah persoalan kewibawaan.
a. Apa yang dimaksud kewibawaan?
Kewibawaan
adalah kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan.
b. Bagaimana kewibawaan timbul?
Kewibawaan
jasmani hanya dimiliki oleh merekAa yang telah dewasa.
c. Bagaimana memelihara kewibawaan?
Ibarat cahaya
lampu, kewibawaan juga dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina. Ada 3 sendi
kewibawaan yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
3. Interaksi antara peserta didik dan
pendidik(interkasi edukatif).
Interaksi
edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan seara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Kearah mana bimbingan ditujukan
a. Alat dan metode.
Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan maupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Tempat peristiwa bimbingan berlangsung
(lingkungan pendidikan)
Lingkungan
pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.[4]
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan(alat
dan metode)
7. Tempat dimana bimbingan berlangsung.[5]
2.3 Pendidikan Sebagai Sistem
1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa yunani “systema”
yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan.[6]
Sistem
adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-koponen
tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing,
tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan
(yaitu tujuan dari sistem ).
2. Unsur-unsur Sistem.
-
Ada
satu kesatuan organis.
-
Adanya
komponen yang membentuk kesatuan organis.
-
Adanya
hubungan keterkaitan antar komponen satu dengan yang lain maupun antara
komponen dengan keseluruhan.
-
Adanya
gerak atau dinamika.
-
Adanya
tujuan yang ingin dicapai.[7]
3. Komponen dan Saling Hubungan Antara Komponen Dalam Sistem
Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistam terdiri
dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: Raw input (sistem baru),
output (tamatan), instrumentaliput (guru, kurikulum), environmental input
(budaya, kependudukan, politik keamanan).
4.
pemecahan masalah pendidikan secara sistematik
a. cara memandang sistem
sebenarnya, cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem ataupun
sebaliknya suatu sistem menjadi komponen dari sistem ysng lebih besar ,tidak
lain dari pada perubahan perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sistem
atau dengan kata lain ruang ligkup suatu pemasalahan. Jika sebuah komponen
suatu sistem dipisahkan dari komponen –komponen yang lain,dan dikaji secara
tersendiri ,maksudnya tidak lain ialah agar komponen tersebut dapat di analisis
secara lebi mendalam.
b.
masalah berjenjang ilustrasi mengenai cakupan ruang lingkup masalah yang
berbeda –beda seperti yang telah di kemukakan.
c.
analisis sistem dalam pendidikan .
penggunaan analisis sistem dalam
pendidikan di maksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan
cara yang efisien dan efektif.
prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah :bahwa lita dipersyarakatan untuk bepikir secara sistematik ,artinya kita harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah :bahwa lita dipersyarakatan untuk bepikir secara sistematik ,artinya kita harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
dengan demikian jika tujuan sistem
tidak tercapai sepenuhnya maka dapat diusahakan:
a. Menemukan komponen yang mengandung
kelemahan.
b. Menemukan hubungan antarkomponen yang
mengandung kelemahan.
c. Memperbaiki komponen dan ataupun
hubungan antar komponen yang lemah tersebut. Pengunaan analisis sistem dalam
pendidikan tidak saja beguna untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dalam
ruang lingkup milro tetaoi juga makro.
d. saling hubungan antar komponen.
komponen-komponen yang
baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik.tetapi komponen yang baik
saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal,manakala komponen
tersebut tidak berhunbungan secara funsional dengan koponen yang lain. hubungan
fungsional antar komponen ini berupa hubungan yang bersifat dinamis antar
komponen –komponen dan gerak fungsi dari seluruh komponen terarahkepada tujuan
sistem.
e. hubungan sistem dengan suprasistem.
telah dijelaskan bahwa
di dalam suatu sistem ,komponen komponen saling berhubungan .dalam ruang
lingkup yang besar (ruang ligkup makro).terlihat pula sistem yang satu
berhubungan dengan sistem yang lain.hal ini wajar. Oleh karena pada dasarnya
setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan .
f. proses dan tujuan sistem pendidikan.
pada bagian terdahulu
di jelaskan bahwa sistem pendidikan memproses masukan mentah dengan menggunakan
masukan instrumental sehingga menjadi keluaran,yaitu tamatan.bagaimana wujud
keluaran yang dikehendaki ,menjadi tujuan dari sistem pendidikan. Apabila
minsalnya terjadi perubahan prioritas dari butir-butir isi tujuan maka dalam
pemprosesnya akan membawa perubahan kepada komponen-komponen masukan
instrumental.
5.
keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
istilah pengajara dapat di bedakan dari pendidikan
,tetapi sulit dipisahkan.jika dikatakan “anak di ajar menulis yang baik” lebih
terasa sebagai pengajaran tetapi jika”anak dikembangkan kegemarannya untuk
menulis yang baik “maka lebih mirip pendidikan. Contoh di atas menunjukkan
bahwa terhadap suatu objek kegiatan (menulis,menyusun jadwal,mengkaji agama)
dapat dipilih sisi pengajaran dan sisi pendidikannya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan
pengajaran dan pendididkan adalah sebagi berikut:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain .masing-masing saling
mengisi
b. Pebedaan dilakukan hanya untuk
kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cendrung
mengutamakan pendidikan,sebab pendidkan membentuk wadah ,sedangkan pengajaran
mengusahakan isinya.
d. pendidikan prajabatan ( preservice
eduction ) dan pendidikan dalam jabatan
(inservice education) sebagai sebuah sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal
secara formal kepada calon pekerja dalam bidang terntu dalam priode waktu
terntu seperti STM tiga tahu,diploma III matematika tiga tahun,ataupun strata .
sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahankepada orang-orang yang telah bekerja
berupa penataran,kursus-kursus dam lain-lain. pendidikan prajabatan hanya
memberikan.
6. Saling Hubungan Antarkomponen
Komponen-komponen
yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi, komponen yang
baik saja belum meenjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala
komponen tersebut tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen yang
lain.
7. pendidikan formal ,non formal,dan
informal sebagai sebuah sistem.
bekal
dasar ,sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam
jabatan. Pendidikan formal (PF) yang sering di sebut pendidikan persekolahan
berupa rangkaiian jenjang pendidikan yang telah baku .mulai dari jenjang
sekolah dasar (SD) sampai dengan peguruan tinggi(PT). Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan formal,non formal dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan
tetapi sulit di pisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti
trwujudnya lkeluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat
tergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut beperanan[8]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pendidikan
adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa pengetahuan, nilai-nilai,
dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan melibatkan
perbuatan belajar itu sendiri.
Unsur-unsur
pendidikan adalah
1. Peserta didik.
2. Pendidik.
3. Interaksi edukatif.
4. Tujuan pendidikan.
5. Materi pendidikan.
6. Alat dan metode.
7. Lingkungan pendidikan.
Pendidikan
sebagai sebuah sistem adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen.
Komponen-koponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya
masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada
pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem ).
3.2 Saran
Setelah mengetahui apa arti dari
pendidikan, di harapkan kepada seluruh unsur pendidikan untuk mampu
melaksanakan sebuah sistem pedidikan pendidikan sebagai mana mestinya. Dengan
berlangsungnya sistem pendidikan dengan tepat akan dapat mampu memberikan
kualitas terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dardiri,
Achmad. diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/prof.%0Dr.%20Achmad%20Dardiri,%20M.Hum./handout%20-%20ILMU%20PENDIDIKAN.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:45.
Burhanuddin,
Afid. diakses melalui https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:15.
Putri,
Riski Amalia, diakses melalui, http://blog.unsri.ac.id/download2/14735.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:05.
Hiryanto,
diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20hiryanto,20M.si./pendidikan%20sebagai%20sistem.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:00
Lukman,
Akhmal Hafidz, diakses melalui http://hafidzeducation.file.wordpress.com/2011/02/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:40.
Tirtarahardja,
umar. S. L. La Sulo, 2012, pengantar pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
[1] Achmad Dardiri, diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/prof.%0Dr.%20Achmad%20Dardiri,%20M.Hum./handout%20-%20ILMU%20PENDIDIKAN.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 09:45
[2] Afid burhanuddin, diakses melalui https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/10/2-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:15
[3] Umar tirtarahardja, S.L.La sulo, Pengantar pendidikan,cetakan
kedua,(PT Rineka Cipta: Jakarta,2012), halm.33-37.
[4]Lukman, Akmal Hafidz,
diakses melalui http://hafidzeducation.file.wordpress.com/2011/02/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.pdf diakses pada hari
senin, 01 Januari 2016, pukul 09:40
[5] Umar Tirtarahardja, S.L. La sulo, pengantar pendidikan, cetakan
kedua, (Jakarta: PT Rineka Cipta. .2012),halm.51-57
[6] Riski Amalia Putri, diakses melalui, http://blog.unsri.ac.id/download2/14735.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:05
[7] Hiryanto, diakses melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20hiryanto,20M.si./pendidikan%20sebagai%20sistem.pdf
diakses pada hari senin, 01 Januari 2016, pukul 10:00
[8] Umar Tirtahardja, S.L. La sulo, pengantar pendidikan, cetakan
kedua, (Jakarta: PT rineka Cipta. 2012)
57-76.
0 comments:
Post a Comment